Senin, 22 Desember 2014

Filsafat Pancasila

Istilah filsafat (Inggris: philosophy; Arab: falsafaf) berasl dari dua kata dalam bahasa Yunani Kuno, yaitu philein  atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan shopia atau sophos yang berarti kebijaksanaan. Kedua kata tersebut membentuk istilah philosophia. Dengan demikian, berdasarkan asal–usul katanya, philosophia (filsafat) berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena sejarahnya yang panjang kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat malahan menjangkau masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology. Pembangunan dan pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa pun bersumber pada inti sari ajaran filsafat. Oleh karena itu filsafat telah menguasai kehidupan umat manusia, manjadi norma negara, menjadi filsafat hidup suatu bangsa.
Dalam filsafat hidup bangsa Indonesia, yaitu Filsafat Pancasila. Didalamya terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam Pancasila harus disoroti dari titik tolak pandangan yang holistik mengenai kenyataan  kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini menekankan pada semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan didalam keaneka ragaman yang ada. Jadi, Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Filsafat pendidikan memiliki objek yang khusus, yaitu berkenaan dengan pendidikan sebagai hasil kreasi manusia. Di lain pihak, filsafat pendidikan disebut juga sebagai filsafat terapan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Stella Van Petten Henderson (1959) bahwa: “Philosophy of education is the application of philosophy to the study of problems of education”. Filsafat pendidikan dikatakan sebagai filsafat terapan, sebab filsafat pendidikan pada dasarnya merupakan aplikasi filsafat umum dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan tentang hakikat pendidikan. Tujuan berfilsafat dalam pendidikan adalah untuk menghasilkan sistem pikiran,atau sistem teori mengenai apa itu pendidikan, ke arah mana tujuan pendidikan  itu, bagaimana hakikat pendidikan nya. 
Kurikulum Pendidikan Pancasila: (1) Peningkatan iman dan takwa, (2) Peningkatan akhlak manusia, (3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, (4) Keragaman potensi daerah dan lingkungan, (5) Perkembangan IPTEK dan seni, (6) Persatuan nasional dan nilai  - nilai kebangsaan.
Makna filsafat Pancasila dalam filsafat pendidikan memiliki konsep bahwa dalam kependidikan bahwa dalam falsafah Pancasila pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya sendiri sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimilikinya. Peserta didik adalah pribadi yang mempunyai keinginan untuk menjadi sesuatu yang diinginkannya sendiri–sendiri. Lembaga pendidikan hanyalah sebuah dorongan yang memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya dalam bidang akademis maupun non akademis. Pancasila adalah dasar negara republik Indonesia. Pancasila merupakan suatu filsafat yang dipegang oleh bangsa indonesia. Maka dari itu, bangsa indonesia mengambil nilai–nilai pendidikan Pancasila sebagai pedoman hidup berdasarkan sila–sila dari Pancasila. Sistem pendidikan Pancasila merupakan suatu cara pembelajaran agar bangsa indonesia mampu melaksanakan tujuan hidupnya di alam semesta ini sesuai dengan tujuan yang terbilang dari ke-lima sila Pancasila tersebut.


Klasifikasi filsafat menjadi satu sumber tentang belajar berawal dari sifat materi filsafat yang lebih banyak didasarkan pada pemikiran radikal. Pemikiran filsafat tersebut tentu bisa berimplikasi pada pemikiran pengembangan teori belajar. Pemikiran yang mendasari munculnya berbagai teori belajar dalam pendidikan secara umum didorong karena berkembangnya sumber belajar untuk mengatasi masalah-masalah dalam pendidikan.
            Menurut Gredler Margareth Bell, 1986 mengatakan bahwa teori pendidikan  dapat  dibagi beberapa aliran yaitu : (1) Teori behavioristik yang menekankan pada hasil daripada proses, (2) Teori Kognitif yang menekankan pada proses, (3) Teori Humanistik menekankan pada isi atau apa yang dipelajari, (4) Teori Sibernetik yang menekankan pada sistem informasi yang dipelajari.
Kemudian perkembangan yang terbaru yaitu Teori konstruktivis yang dilandasi dari filsafat Konstruktivisme, teori ini lebih menekankan bahwa anak didik di arahkan untuk belajar secara mandiri dan para pendidik sebagai fasilitator dalam memudahkan proses belajar hal ini dilandasi bahwa individu mengalami perkembangan pikiran secara alami sampai dewasa.
Inti dari teori ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Behavioristik
Kognitif
Humanistik
Sibernetik
Konstruktivistik
Belajar terjadinya S-R
Belajar adalah berubahnya suatu pengetahuan
Berhulu dan bermuara dari manusia itu sendiri
Teori berkembang sejalan dengan perkembangan informasi, hampir mirip dengan kognitif tapi lebih pada penekanan sistem informasi
Peserta didik membangun interprestasi dirinya terhadap dunia nyata melalui pengalaman baru dan interaksi sosial
Belajar adalah mengubah prilaku organisme tubuh
Pengetahuan adalah aktivitas mental yang terstruktur pada peserta didik
Pengetahuan pada penekanan ‘isi” atau apa yang dipelajari
Pengetahuan merupakan hasil pengolahan informasi
Pengetahuan yang telah melekat dapat dipergunakan
Menekankan pada prilaku yang tampak dan dan dapat di ukur
Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran
Peserta didik di arahkan belajar seperti apa adanya karena itulah yang paling ideal, bersifat elektik,aktualisasi diri
Penekanan pengolahan sistem informasi karena belajar dapat dilakukan dalam satu proses belajar dan dipelajari melalui proses yang berbeda
Fleksibel dalam menggunakan pengetahuan

            Teori-teori diatas mendasari sistem pendidikan di Indonesia. Dalam konteks filsafat pendidikan maka aktivitas pemikiran yang teratur yang menjadikan filsafat Pancasilan tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan, artinya bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai yang diupayakan untuk mencapainya, filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusian merupakan faktor yang integral. Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia, maka filsafat pendidikan juga diartikan sebagai teori umum pendidikan itu sendiri.
Pancasila sebagai sistem filsafat bisa dilihat dari pendekatan ontologis, epistemologis, maupun aksiologis. Diktat “Filsafat Pancasila” (Mien Danumihardja, 2011) menyebutkan secara ontologis berdasar pada pemikiran tentang negara, bangsa, masyarakat, dan manusia. Secara epistemologis berdasar sebagai suatu pengetahuan intern struktur logis dan konsisten implementasinya. Secara aksiologis bedasar pada yang terkandung di dalamnya, hirarki dan struktur nilai, di dalamnya konsep etika yang terkandung.
Dasar ontologis Pancasila sebagai sistem filsafat bisa diinterpretasi bahwa adanya negara perlu dukungan warga negara. Kualitas negara sangat bergantung pada kualitas warga negara. Kualitas warga negara sangat erat berkaitan dengan pendidikan. Hubungan ini juga menjadi timbal-balik, karena landasan pendidikan haruslah mengacu pada landasan negara.
Esensi landasan negara harus benar-benar memperkuat landasan pendidikan untuk mencapai tujuan bersama adanya keserasian hubungan antara negara dengan warga negara. 
Dasar epistemologis Pancasila sebagai sistem filsafat adalah Pancasila merupakan sumber pengetahuan, sistem pengetahuan, dasar kebenaran pengetahuan, dan cara mendapatkan pengetahuan. Unsur-unsur tersebut amat berguna untuk memperkokoh landasan pendidikan. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan pendidikan sebagai sebuah studi yang lebih berorientasi pada penelitian (inquiry oriented) dan pendidikan sebagai sebuah praktik. Filsafat Pancasila akan berguna untuk menunjang kedua ranah pendidikan tersebut. Dasar epistemologis Pancasila sebagai sitem filsafat adalah Pancasila sebagai hakikat nilai, sumber nilai, dan struktur nilai. Sebagai dasar filsafat negara, penjabarannya diimplementasikan dalam peraturan perundang-undangan dan aspek normatif lainnya. Aplikasinya dalam berbagai bidang dan berbagai kebijaksanaan dalam setiap program, termasuk bidang pendidikan.
Kontribusi filsafat Pancasila sebagai landasan pendidikan bisa pula dilihat secara das sein (fakta sebagaimana adanya) dan das sollen (bagaimana yang diinginkan dan seharusnya). Sila-sila dalam Pancasila merupakan realitas yang tumbuh subur berabad-abad di bumi nusantara. Aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial dipetik dari bumi Indonesia sendiri, yang menjadi ruh landasan bernegara dan bermasyarakat. Pemeliharaan aspek-aspek tesebut selama berabad-abad merupakan bidang pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang makin memperkokoh landasan bernegara. Fakta semacam ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja, karena das sein tersebut secara nyata telah menjadi acuan landasan bernegara. Secara das sollen, jika dikaitkan dengan pendidikan, bisa dilihat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, “memajukan kesejahteraan umum” dan “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dua kalimat tersebut bukan hanya mencerminkan pentingnya pendidikan, tetapi juga menjadi landasan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Memajukan kesejahteraan umum sangat berhubungan dengan hasil pendidikan. Mencerdaskan kehidupan bangsa diperoleh dari proses pendidikan yang berkualitas. Demikian pula, dua kalimat itu juga menjadi landasan, dasar dan inspirasi bagaimana pendidikan seharusnya diselenggarakan.
Demokrasi Pancasila menegaskan pengakuan atas harkat dan martabat manusia sebagai makhluk masyarakat, negara dan masyarakat bangsa (Arbi, 1998). Orientasi hidup kita adalah hidup kemanusiaan yang mempunyai ciri - ciri tertentu. Ciri - ciri kemanusiaan yang kelihatan dari Pancasila ialah integral etis dan religius (Soeyatni Poeposwardoyo, 1989). Filsafat pendidikan Pancasila mengimplikasikan ciri-ciri tersebut. Kemanusiaan yang diajarkan oleh Pancasila adalah kemanusiaan yang integral, yakni mengakui manusia seutuhnya. Manusia diakui sebagai suatu keutuhan jiwa dan raga, keutuhan antara manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Filsafat pendidikan adalah jiwa, roh, kepribadian sistem kependidikan nasional, karena sistem pendidikan nasional dijiwai dan didasari identitas Pancasila. Filsafat menjadikan manusia berkembang, mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh secara sistematis, yang semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemikiran ini dituangkan di dalam kurikulum, sehingga sistem pengajarannya dapat terarah dan mempermudah para pendidik dalam menyusun pengajaran.
Dalam Filsafat Pancasila, manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Ini merupakan naluri yang paling kuat dalam diri manusia. Pancasila sebagai falsafah hidup manusia Indonesia, memberikan pedoman bahwa kehidupan manusia didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai individu, hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan alam, hubungan bangsa dengan bangsa, dan hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun manusia dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.
Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni. Maka nampak jelas prinsip Kebhinekaan Pancasila yaitu mengayomi semua Teori Pendidikan yang lahir. Sebab tujuan pendidikan pada dasarnya perkembangan manusia, dan manusia butuh pendidikan.
Menurut Aristoteles, bahwa tujuan pendidikan sama dengan tujuan didirikannya suatu negara (Rapar ; 1988). Demikian juga dengan Indonesia. Pendidikan selain sebagai sarana tranfer ilmu pengetahuan, sosial budaya juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Pancasila adalah dasar dan idiologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Peranan filsafat dalam pengembangan pembelajaran makin terasa dewasa ini. Hal ini terlihat dengan munculnya teknologi pembelajaran yang merupakan penerapan ilmu-ilmu prilaku dengan ilmu fisik-ilmu fisik serta disiplin ilmu lainnya dalam mengembangkan berbagai sumber belajar guna mendapatkan pemecahan masalah belajar.
Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
Peran filsafat Pancasila terhadap teori-teori pendidkan antara lain :
1- dapat memberikan arahan pada pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan/pedagogik. Suatu praktek pendidikan yang didasarkan pada filsafat Pancasila akan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
2-   Filsafat Pancasila merupakan suatu pendekatan dalam memecahkan probleatika pendidikan menyusul teori-teori pendidikan yang tidak dapat dipecahkan dengan metode ilmiah.
3-  dapat memberikan arahan akan relevansinya dengan dunia nyata. Artinya mengarahkan teori-teori pendidikan tersebut dapat diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai kebutuhan hidup yang berkembang dalam masyarakat seperti:
- -    Menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat
Memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
--          Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
Filsafat pendidikan Pancasila mendasari  ilmu pengetahuan kontektual milik budaya bangsa Indonesia yang nilai-nilainya berbeda dengan bangsa lain.  Ilmu pengetahuan kontekstual yang dimaksud adalah  ilmu pengetahuan milik budaya bangsa Indonesia yang nilai-nilainya berbeda dengan bangsa lain. Menurut ajaran Ki Hadjar Dewantara, ilmu pengetahuan kontekstual budaya Indonesia yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang beralaskan garis-hidup bangsanya (cultureel-nationaal) dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyat, agar dapat bekerja bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia ke seluruh dunia. Ilmu pengetahuan yang membuat peserta didik mampu mengalaminya sendiri dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.




1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus

 

Blogger news